Saat ini kebutuhan akan koneksi data sangatlah penting. Bagaimana tidak, kalian bisa mendapat informasi apapun dalam hitungan detik menggunakan perangkat pintar. Koneksi internet-lah yang memungkinkan kalian bisa mengakses informasi tersebut dengan cepat.
Untuk terhubung ke jaringan internet membutuhkan berbagai macam komponen yang saling terhubung. Diantaranya adalah Modem, Switch, Router dan Access Point. Tapi ada salah satu komponen yang jarang disebut, padahal merupakan salah satu komponen penting sebuah perangkat bisa terhubung ke internet. IP Address, komponen inilah yang memungkinkan perangkat anda bisa terkoneksi ke internet.
Jadi IP Address itu apa? ikuti penjelasannya di artikel ini.
Daftar Isi
Pengertian IP Address
IP (Internet Protocol) Address merupakan alamat identifikasi setiap perangkat yang terhubung di jaringan. IP Address bersifat unik, setiap perangkat yang terhubung di jaringan akan memiliki alamat yang berbeda.
Untuk memahami IP Address mari bayangkan seperti ini :
Jika kalian ingin menghubungi seseorang lewat telepon, tentu kalian dan orang tersebut harus memiliki nomor telepon bukan? dan nomor telepon tersebut tentu berbeda satu sama lain. Jadi bisa diibaratkan IP Address itu seperti nomor telepon yang digunakan untuk saling berhubungan satu sama lain.
Fungsi IP Address
IP Address terdiri dari deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit. IP Address berfungsi sebagai identitas sebuah perangkat yang terhubung di jaringan.
Kalian mempunyai identitas bukan? identitas tersebut digunakan untuk menjelaskan siapa kalian dan untuk membedakan dengan orang lain. Begitu juga dengan IP Address sebagai identitas yang membedakan perangkat yang satu dengan perangkat yang lain.
Selain sebagai identitas, IP Address juga berfungsi sebagai alamat pengiriman data. Saat kalian mengakses situs, maka akan terjadi proses pengiriman data dari situs tersebut ke perangkat kalian, begitupun sebaliknya. IP Address inilah yang menyebabkan data tersebut sampai ke perangkat kalian.
Sederhananya seperti ini :
ketika kalian mengirim barang melalui jasa pengiriman tentu kalian menuliskan alamat tujuan penerimanya. barang akan sampai ke penerima berdasarkan alamat tujuan yang kalian cantumkan. Bayangkan jika tidak ada alamat tujuan penerima, tentu barang tidak akan dikirim oleh pihak jasa pengiriman.
Seperti itulah fungsi IP Address sebagai alamat pengiriman data.
Versi IP Address
IP Address sangat penting di dalam layanan jaringan. Tanpa IP Address, perangkat yang satu tidak dapat berkomunikasi dan berkirim data dengan perangkat yang lain.
Internet Protocol mulai dikembangkan sekitar tahun 1970-an dan penggunaannya di mulai sekitar tahun 1981. Seiring waktu, Internet Protocol mengalami perkembangan dengan munculnya Internet Protocol versi 4 (IPv4) dan Internet Protocol versi 6 (IPv6).
IPv6 mulai dikembangkan karena diprediksi bahwa IPv4 akan habis terpakai oleh perangkat diseluruh dunia. IPv6 yang memiliki 128 bit mampu menyediakan lebih banyak alamat dibandingkan IPv4 yang memiliki 32 bit.
Internet Protocol versi 4 (IPv4)
IPv4 merupakan jenis pengalamatan jaringan menggunakan Internet Protocol versi 4. IPv4 memiliki panjang 32 bit yang umumnya di ekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation) yang dibagi ke dalam empat buah oktet dengan ukuran 8 bit.
Karena setiap oktet bernilai 8 bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255. Karenanya, IPv4 memiliki rentang dari 0.0.0.0 hingga 255.255.255.255. Berdasarkan rentang tersebut, IPv4 bisa menampung lebih dari 4 miliar alamat atau lebih tepatnya 4.294.967.296 alamat. Namun meskipun total alamat yang bisa disediakan lebih dari 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat bisa digunakan dikarenakan ada beberapa limitasi.
Contoh alamat IPv4 :
- 104.31.69.246
- 216.239.38.120
- 36.86.63.182
- 192.168.1.200
Internet Protocol versi 6 (IPv6)
Perkembangan pemakaian perangkat komputer dan perangkat pintar (smartphones) lainnya secara langsung berdampak pada kebutuhan IP Address untuk mengalamati setiap perangkat agar tehubung dengan jaringan internet. Hal inilah yang menjadi dasar dikembangkannya IPv6 untuk mengatasi keterbatasan pada IPv4.
Dari segi mobilitas, keamanan dan konfigurasi, IPv6 lebih baik dibandingkan dengan IPv4.
IPv6 memiliki panjang 128 bit yang dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16 bit yang dapat di konversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4 digit. Setiap blok bilangan heksadesimal dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Format notasi yang digunakan IPv6 disebut colon-hexadecimal format.
Jumlah alamat yang bisa disediakan oleh IPv6 adalah sebanyak 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. Dengan jumlah alamat sebanyak ini tentunya memungkinkan IP Address tersedia untuk jangka waktu yang cukup lama.
Contoh alamat IPv6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A. Alamat tersebut bisa disederhanakan dengan membuang angka nol pada setiap awal blok dan diganti dengan dua tanda titik dua. Seperti ini jadinya 21DA:D3::2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A.
IP Public dan IP Private
Berdasarkan cakupannya, IP Address dikategorikan menjadi dua jenis, yakni public dan private. Dalam penggunaannya, jaringan internet menggunakan IP Public sedangkan IP Private digunakan untuk jaringan lokal.
IP Public
Setiap host yang memiliki IP Public dapat diakses oleh semua user yang terhubung dengan internet. Untuk penggunaan dan alokasi IP Public diatur oleh InterNIC (Internet Network Information Center) yaitu organisasi yang didirikan untuk menangani pencatatan data domain di internet.
Untuk dapat menggunakan IP Public, user harus mendaftar ke penyedia layanan internet atau ISP (Internet Service Provider). Oleh karena IP Public di tugaskan oleh ISP maka user tidak memiliki kontrol atas alamat IP Public yang diberikan ke komputer.
IP Private
Alamat IP Private merupakan alamat IP yang digunakan di jaringan intranet atau jaringan lokal seperti jaringan di laboratorim sekolah, jaringan kantor, warnet dan sebagainya.
User yang menggunakan IP Private tidak dapat terhubung ke jaringan internet secara langsung. supaya terhubung ke internet diperlukan router dengan kemampuan untuk melakukan NAT (Network Address Translation) supaya semua perangkat yang menggunakan IP Private dapat terhubung ke internet.
IP Static dan IP Dynamic
Dari segi presistensi baik IP Public maupun IP Private mempunyai jenis static dan dynamic. Perbedaannya terletak pada durasi alamat IP yang ditetapkan. Berikut Penjelasannya.
IP Static
IP static merupakan IP Address yang diberikan oleh administrator atau provider jaringan (ISP) dan sifatnya tetap, dalam arti tidak berubah selama IP tersebut tidak dirubah oleh administrator jaringan atau ISP secara manual.
Umumnya IP Static digunakan pada komputer server untuk layanan web hosting, email, database serta layanan File Transfer Protocol (FTP).
Penggunaan IP Static jika diterapkan pada jaringan besar tentu sangat merepotkan. Bayangkan jika dalam jaringan terdapat 100 host atau lebih dan administrator jaringan harus memberikan satu per satu alamat IP pada host tersebut secara manual. Tentu merepotkan bukan?.
Selain untuk komputer server, penggunaan IP Static terbatas pada beberapa komputer saja dan biasanya diterapkan pada jaringan Local Area Network (LAN).
IP Dynamic
IP Dynamic merupakan IP Address yang diberikan secara otomatis oleh DHCP Server. Alamat IP tersebut akan selalu berubah ketika perangkat dimatikan dan dihidupkan ulang.
Secara teknis, alamat IP pada kartu jaringan diset secara otomatis menggunakan protokol DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dan alamat IP akan berubah berdasarkan pengaturan dari DHCP tersebut.
Analogi : ketika smartphone terhubung ke jaringan internet, maka secara otomatis akan diberikan alamat “A“, namun ketika perangkat tersebut terputus dari jaringan internet dan terhubung kembali, maka secara otomatis akan diberikan alamat “B” atau alamat yang lain.
Dari segi keamanan jaringan, IP Dynamic lebih baik dibandingkan IP Static. Mengapa? alamat IP yang selalu sama dalam setiap waktu (dalam hal ini IP Static) akan membuka peluang dalam peretasan atau hacking.
Kelas IP Address
IPv4 dibagi ke dalam beberapa kelas yaitu A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlahnya. Pembagian kelas-kelas IP Address didasarkan pada dua hal yaitu Network ID (identitas jaringan) dan Host ID (identitas host dalam suatu jaringan).
Kelas A
Range IP Address : 0 – 127 ⇒ 0.0.0.0 – 127.255.255.255
Range IP Address 0 dan 127 dicadangkan
Jumlah Network : 126
Jumlah IP Address tiap jaringan : 16.777.214
Digunakan untuk jaringan komputer berskala besar
Contoh IP Address : 104.31.69.246
Maka Network ID : 104 dan Host ID : 31.69.246
Kelas B
Range IP Address : 128 – 191 ⇒ 128.0.0.0 – 191.255.255.255
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP Address tiap jaringan : 65.534
Digunakan untuk jaringan komputer skala menengah hingga skala besar
Contoh IP Address : 129.20.1.2
Maka Network ID : 129.20 dan Host ID : 1.2
Kelas C
Range IP Address : 192 – 223 ⇒ 192.0.0.0 – 223.255.255.255
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP Address tiap jaringan : 254
Digunakan untuk jaringan komputer berskala kecil
Contoh IP Address : 200.50.100.4
Maka Network ID : 200.50.100 dan Host ID : 4
Kelas D
Range IP Address : 224 – 239 ⇒ 224.0.0.0 – 239.255.255.255
Jumlah Network : tidak didefinisikan
Jumlah IP Address : tidak didefinisikan
Digunakan untuk multicasting yakni penggunaan aplikasi secara bersama-sama oleh beberapa komputer.
Kelas E
Range IP Address : 240 – 255 ⇒ 240.0.0.0 – 255.255.255.255
Jumlah Network : tidak didefinisikan
Jumlah IP Address : tidak didefinisikan
Umumnya digunakan sebagai alamat percobaan.
Saat ini penggunaan kelas-kelas IP sudah tidak relevan karena alamat yang dibagi kedalam kelas-kelas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada disaat penggunaan internet yang semakin luas dan berkembang. IPv6 tidak menggunakan kelas-kelas seperti IPv4.